About Me

Pengertian Jagat Raya dan Pandangan Manusia tentang Jagat Raya

Pengertian Jagat Raya dan Pandangan Manusia tentang Jagat Raya
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Geografi
Pengampu Yeni Dwi Wurini S. Pd.



Oleh :
1. Anisa Nur Arifa (04/X I)
2. Irma Dwi Maulina (17/X I)
3. Ismulia Nur Berlian (18/X I)
4. Mararanti Mahilda Putri (21/X I)
5. Tri Muryani (32/X I)
6. Yulanda Nur Cahyanti (34/X I)



SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
KARTASURA
2012/12013


A. Pengertian Jagat Raya

Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi Jagat Raya semestaa tau yang disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup.

Beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentuknya Jagat Raya :
1. Teori Keadaan Tetap 
2. Teori Dentuman Besar 
3. Teori alam semesta yang berayun

Teori Keadaan Tetap

Teori Keadaan Tetap menyebutkan bahwa alam semesta selalu memuai dengan laju tetap dan materi baru terus menerus tercipta. Akibatnya, dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah tetap. Teori ini diajukan oleh ahli kosmologi bangsa Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold). Dikatakan bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak berakhir. Di mana-mana sama setiap saat. Agar alam semesta selalu dalam keadaan begitu maka perlu diciptakan bahan baru secara sinambung. Bahan baru ini menimbulkan tekanan yang memaksa alam semesta memuai secara terus-menerus. Bahan baru tersebut selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang ditimbulkan 
karena pemuaian.

Teori Dentuman Besar (BigBang)

Teori Dentuman Besar menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari suatu ledakan dahsyat (Big Bang) dan galaksi akan meluas tanpa batas. Teori lahir dari pemikiran ahli fisika Amerika (George Gamow). Ia mengatakan bahwa pada mulanya, alam semsta ini seperti bola raksasa yang sangat padat. Bola raksasa ini terdiri dari neutron dan tenaga pancaran yang disebut ‘Ylem” (diucapkan ‘ailem’). Sekitar 18 milyar tahun yang lalu, ylem ini meledak dahsyat. Bola mengembang sehingga berkurang kepadatannya dan turunlah suhunya dari milyaran derajad hingga jutaan derajad. Pada suhu sekitar 60 juta derajad semua neutron berubah menjadi proton dan elektron. Bersamaan dengan suhu yang menurun, terbentuklah semua unsur yang ada di alam sekarang ini. Pada suhu sekitar 300 derajad semua unsur berubah menjadi gas. Gumpalan gas inilah yang menjadi awal dari sebuah galaksi. 

Para ilmuwan tersebut membandingkan data tentang penyebaran galaksi yang mereka kumpulkan dengan data dari Cosmic Background Radiation [Radiasi Latar Alam Semesta] yang dipancarkan ke segenap penjuru alam semesta, dan membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul galaksi-galaksi. Para peneliti yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang, di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi.Menurut teori Big Bang, segala sesuatu berawal dari ledakan satu titik tunggal berkerapatan tak terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang dan ruang yang memisahkan antara benda-benda langit pun mengembang.Penemuan tersebut membenarkan teori Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Big Bang dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.

Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.

Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari suatu ledakan sangat besar pada suatu saat di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.
Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.

Berbagai macam energi yang ada di Alam Semesta ini jika ditelusuri adalah berasal dari energi Big Bang, yaitu energi pada saat penciptaan. Jumlah total seluruh energi di Alam Semesta ini adalah tepat nol.

Teori Alam Semesta yang Berayun

Tampaknya Teori Alam Semesta yang Berayun merupakan kelajutan dari teori Dentuman Besar. Para ahli menemukan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan suatu spekulasi bahwa alam semesta ini melengkung positif. Apabila benar demikian maka berarti alam semesta ini tak bertepi tetapi tidak tanpa batas. Sehingga, pada suatu waktu semua materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik) gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi sebuah bola raksasa dan selanjutnya akan meledak lagi. Terbentuklah alam semsta seperti yang kita alami saat ini. Selama proses mengembang dan mengkerut, memampat dan meledak tiada materi yang rusak atau tercipta, melainkan hanya beubah tatanannya.
Hingga sekarang teori dentuman besar (BIG BANG ) merupakan teori yang paling kuat tentang asal-usul Jagat Raya

Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet-planet, komet serta meteor. Semua elemen Jagat Raya tersebut bergera secara teratur. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda- benda lain seperti debu, kabut dan gas. 

B. Pandangan Manusia tentang Jagat Raya

a. Pandangan Antroposentris
Pandangan ini berpendapat bahwa manusia adalah pusat segala alam semesta.
Bangsa Babilon (hidup sekitar 2.000 SM) menggambarkan alam semesta sebagai kubah tertutup, dimana bumi sebagai lantai yang di sekelilingnya terdapat lubang yang tergenang air, serta di seberang air terdapat gunung tinggi yang menyangga langit.

b. Pandangan Geosentris (Bumi sebagai pusat jagat raya)
Pandangan ini berkembang sekitar 600 SM. 
Salah satu tokoh geosentris adalah Claudius Ptolemaeus (2200 SM). Teorinya dikenal dengan Sistem Geosentris (geo = tanah/bumi, centra = tengah /pusat).
Pada bukunya “Almagest”, Ptolemaeus mengemukakan bahwa:
pusat peredaran benda-benda antariksa adalah bumi. urutannya: Bumi, Bulan, Mercurius, Venus, Matahari, Mars, Yupiter, Saturnus, kemudian bintang-bintang. Pandanga ini meyakini bahwa semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi merupakan pusat kekuatan alam semesta.

c. Pandangan Heliosentris
Pandangan ini berpendapat bahwa matahari merupakan pusat jagat raya.
Pelopor pandangan ini adalah Nicolas Copernicus (mahasiswa kedokteran, ilmu pasti, dan astronomi asal Jerman). Dalam bukunya berjudul De Revolusionibus Orbium Celestium (revolusi peredaran benda-benda langit) Copernicus menyebutkan bahwa matahari sebagai pusat peredaran, sedangkan benda-benda antariksa yang mengelilinginya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Bulan, Mars, Yupiter, Saturnus, dan bintang. 

d. Pandangan Galaktosentris
Pandangan ini merupakan perkembangan dari hasil kemajuan iptek, ditandai dengan dibangunnya teleskop raksasa di Amerika Serikat pada tahun 1920 agar dapat lebih banyak memberikan informasi mengenai galaksi. Perkembangan ini membawa pandangan bahwa pusat aam semesta adalah galaksi.

0 komentar:

Entri Populer

Pengikut

 
Copyright© 2011 Annisa saja | Template Blogger Designer by : Utta' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | Zero-Nine.Net